muhasuh

muhasuh
situgintung

Wednesday 10 November 2010

Loyalitas dan Komitmen Muslim

Oleh : Muhamad Suharto
I. DEFINISI MUSLIM

I.1. Siapakah Muslim Itu?


Dewasa ini ummat islam di Indonesia merupakan mayoritas dibandingkan dengan jumlah penganut/ummat lainnya. Hal ini terlihat dalam sensus penduduk yang telah dilakukan berkali-kali terakhir tahun 2010 dengan prosentase di atas 85%. Dengan jumlah yang cukup besar itu semestinya nilai-nilai keislaman mampu mewarnai kehidupan/aktivitas kehidupan masyarakat Indonesia pada umumnya dan ummat Islam pada khususnya. Namun hal ini tidak dapat terlaksana, sebab meskipun ummat islam mayoritas dalam kuantitas tapi ummat Islam juga merupakan minoritas dalam kualitas. Maksud dari minoritas dalam kualitas adalah banyaknya ummat islam yang tidak mengerti (tidak mau tahu) tentang islam itu sendiri. Kondisi ini diperburuk dengan sikap sebagian besar ummat islam yang merasa bahwa mereka adalah seorang islam dikarenakan nama dan keturunan yang disandangnya.

Dalam situasi dan kondisi seperti ini maka wajarlah bila -nilai-nilai ilahiyah tidak terwujud dalam aktivitas sehari-hari masyarakat Indonesia pada umumnya, dan masyarakat islam pada khususnya.


Melihat situasi diatas timbul satu pertanyaan tentang definisi seorang muslim. Apakah seseorang dianggap sebagai muslim hanya dengan menyandang nama dan keturunan islam?


Islam Tidak Ditentukan Oleh Nama dan Keturunan
Apakah benar ungkapan di atas bahwa untuk menjadi muslim cukup dengan hanya menyandang nama atau keturunan islam saja? Tentunya tidak. Untuk menjadi seorang muslim tidaklah ditentukan oleh nama yang disandangnya atau karena ia keturunan dari seorang tokoh islam, tapi untuk menjadi seorang islam ia harus menyerahkan seluruh kehidupannya hanya pada Alloh semata. Boleh-boleh saja seseorang yang karena namanya menyandang nama islam atau keturunannya merupakan tokoh islam lalu mengklaim bahwa dirinya sebagai seorang islam. Contoh kasus diatas telah ada pada pentas sejarah Islam itu sendiri. Sebagai contoh anak seorang Nabi Nuh dinyatakan oleh Alloh bukanlah sebagai orang islam karena ia tidak mau tunduk pada ketentuan yang telah ditetapkan-Nya. Dan betapa banyaknya orang yang memakai nama islam ternyata dalam kesehariannya "alergi" terhadap islam. Kalau anak seorang Nabi saja tidak diakui keberadaannya dalam islam, bagaimana dengan kita yang pada kenyataannya hanyalah seorang manusia biasa?


Untuk menjadi seorang muslim, maka "seseorang" harus membuktikannya dalam tindakan kesehariannya. Bila seseorang dalam aktifitas kesehariannya tidak melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Alloh, maka pada hakekatnya orang tersebut belum dapat dikatakan sebagai muslim.


1.2. Komitmen Muslim Terhadap Islam


Pada bahasan diatas, tampak bahwa predikat seorang muslim tidaklah ditentukan oleh nama dan keturunannya melainkan ditentukan oleh aktivitas kesehariannya selaku seorang muslim. Aktivitas-aktivitas itu merupakan komitmen dirinya sebagai seorang muslim bagi agamanya.


Mengimani Islam
Setiap diri muslim wajib mengimani (meyakini) kesempurnaan dan kemutlakan kebenaran Islam sebagai suatu sistem hidup, sebagai satu kebulatan ajaran yang universil dan eternal, kemudian mereka istiqomah dalam iman dan keyakinannya itu serta senantiasa berusaha memelihara dan meningkatkan mutu iman - keyakinannya itu.(Qs 4:136)


Memahami Islam
Setiap diri muslim wajib memperluas dan memperdalam ilmu pengetahuan (pengertian, pemahaman, penghayatan, dan penguasaan) tentang Islam dalam segala jenisnya sesuai dengan kemampuannya, pada setiap kesempatan, dan terus menerus.


Hadits Nabi : "Barangsiapa yang dikehendaki Alloh kebikan maka dia difahamkan tentang Agama" (lihat juga QS.6:125; 38:22;9:122)


Mengamalkan Islam
Setiap diri muslim wajib memanfaatkan iman keyakinannya dan ilmu pengetahuan tentang islam dalam amal perbuatannya sehari-hari, dalam pelbagai segi kehidupan dan penghidupan sehari-hari sesuai dengan kemampuannya masing-masing dengan jalan merealisasikan islam dalam dirinya, lingkungannya.


Menyebarkan Islam
Setiap diri muslim wajib menyebarkan islam sesuai dengan kemampuan dan kesanggupannya masing-masing kepada orang lain, baik islam maupun orang-orang yang tidak atau belum beragama islam.


Hadits Nabi : "Sampaikanlah apa-apa dariku walaupun satu ayat" (lihat juga QS(5:67; 3:110)


S h a b a r
Setiap diri muslim wajib bershabar menerima segala resiko sebagai konsekwensi pernyataan sikapnya tersebut.



III JAMAAH BAGI SEORANG MUSLIM


Dari uraian di atas terlihat bahwa untuk merealisasikan nilai-nilai Islam ketengah-tengah masyarakat dibutuhkan kesiapan pribadi sebagai seorang muslim. Yang dengan kesiapan itulah maka ia akan mampu sedikit-demi sedikit menebarkan rahmat Alloh dimuka bumi ini.


Namun demikian perjuangan untuk menebarkan rahmat Alloh yang dilakukan hanya dengan perseorangan terasa sulit dilaksanakan, karena pada akhirnya nanti objek dakwah haruslah mempunyai wadah untuk tempat saling "tegur dan sapa".


Disamping itu ada hal yang lebih penting lagi disamping kesiapan pribadi tersebut yaitu kordinasi antara individu-individu muslim dalam merealisaikan nilai-nilai ketengah-tengah masyarakat. Koordinasi antar individu inilah yang dalam islam dikenal dengan istilah "JAMAAH/UMMAH"


3.1 Definisi Jamaah/Ummah
Untuk mengetahui lebih jauh tentang jamaah, berikut akan diuraikan tentang makna jamaah/ummah ditinjau menurut Al-Qur'an dan menurut istilah.


Definisi Jamaah/Ummah menurut Al-Qur'an
Dalam Al-Qur'an QS.3:103 Alloh berfirman : "Dan berpegang teguhlah kamu pada tali Alloh (Al-Islam) secara berjamaah dan janganlah kamu bercerai berai".


Pada ayat ini Alloh dengan gamblang memerintahkan pada setiap diri muslim agar dalam merealisasikan kehendak-kehendaknya haruslah saling berkoordinasi satu sama lain dalam wadah atau Jamaah/Ummah, dan Alloh melarang setiap diri yang mengaku muslim berada diluar jalur koordinasi sesama muslim (Jamaah/Ummah).


Definisi Jamaah/Ummah Menurut Istilah
Ali Syariati dalam bukunya "Ummah dan Imamah" mendefinisikan ummah/ jamaah sebagai suatu kumpulan manusia yang para anggotanya memiliki tujuan yang sama yang satu sama lain saling bahu membahu agar bisa bergerak menuju tujuan yang mereka cita-citakan berdasarkan suatu kepemimpinan kolektif. Sementara itu dalam buku "Tauhid", Ismail Raji' Al-Faruqi mendefinisikan "Ummah/Jamaah" sebagai suatu masyarakat universal yang keanggotaannya mencakup ragam etnisitas/komunitas yang paling luas, tetapi yangg komitmennya terhadap islam mengikat mereka dalam tata sosial yang specifik.


Dari 2 (dua) definisi di atas dapat disimpulkan bahwa jamaah adalah kumpulan orang-orang beriman yang terikat pada tujuan dan cita-cita memperjuangkan dan membumikan Al-Qur'an di mayapada ini. 3.2 Urgensi Jamaah/Ummah Bagi Muslim

Ditinjau dari dua definisi di atas, terlihat betapa pentingnya "kehadiran" sebuah wadah koordinasi bagi seorang muslim dalam rangka menyamakan gerak dan langkah untuk menebarkan rahmat-rahmat Alloh bagi segenap alam semesta. Lalu apakah urgensinya sebuah jamaah bagi seorang muslim?


Tidak Ada Islam Tanpa Ummah/Jamaah
Alloh berfirman "Hendaklah terwujud dari kalian, suatu ummat yang menyeru pada kebajikan, yang menyuruh berbuat kebaikan dan melarang kejahatan. Mereka itulah orang-orang yang beruntung" (QS.3:104). Lihat juga QS 9:71; 5:3,79


Dari ayat di atas jelaslah bahwa ummat islam diperintah untuk membentuk diri mereka menjadi ummah, yaitu suatu pertubuhan sosial yang diorganisir.


Nabi SAW menggariskan, "Tidak boleh bagi tiga orang Muslim untuk berada di suatu tempat tanpa mengangkat salah seorang diantara mereka untuk menjadi pimpinan".


Hal ini dikarenakan bahwa tujuan orang-orang Muslim adalah melaksanakan ibadah, menjalankan ketentuan-ketentuan Ilahi, merealisasikan keadilan, melaksanakan hudud, dan mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat nanti, maka tidak ada jalan lain kecuali membentuk diri mereka menjadi ummah, suatu masyarakat organis yang memiliki imarah, atau pemerintahan.


Dengan demikian tanpa adanya sebuah pertubuhan sosial (Ummah/Jamaah) maka nilai-nilai Ilahiyah tidak akan dapat dibumikan ketengah-tengah masyarakat. Ini dapat berarti bahwa Islam tidak pernah akan ada tanpa adanya manusia-manusia yang mau menjalankan Islam itu sendiri

No comments:

Post a Comment